Archive for January, 2013

TUGAS SOFTSKILL SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI “EVALUASI KINERJA PADA KARYAWAN YANG MENGALAMI MUTASI MENGGUNAKAN PAPI KOSTIK”

TUGAS SOFTSKILL SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

“EVALUASI KINERJA PADA KARYAWAN YANG MENGALAMI MUTASI MENGGUNAKAN PAPI KOSTIK”

 

Penyusun:

¨      Devi Denanda (15509862)

¨      Diaz Prabowo (15509135)

¨      Dienning Oktishinta (15509040)

¨      Epifany Limbong (16509091)

¨      Erlinda Astriana (13509230)

¨      Fitri Yanti (12509173)

¨      Hafia Gina Rosada (14509338)

¨      Hanan (15509201)

¨      Chairul Anwar (15509201)

 

Dosen:

Dr. Asep Juarna


PAPI Kostick (Perception and Preference Inventory

PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960-an. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan / situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotest.

Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak memperoleh informasi mengenai profile individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun dalam kontek pekerjaannya.

PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).

Tes Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD di suatu perusahaan / organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak memperoleh informasi mengenai profile individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun dalam kontek pekerjaannya.

KELEBIHAN TES PAPI KOSTICK

PAPI menggunakan forced choice format pada pasangan-pasangan pernyataan yang setara. Sangat sulit untuk melakukan faking/ manipulasi. Item-item pendek, ringkas, Interpretasi logik dan spesifik sehingga dapat difahami dengan jelas oleh tester maupun testee. Sangat berguna untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan administration styles dan dapat digunakan 2 orang/ lebih untuk mengetahui hubungan atasan bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal.

Laporan hasil tes disampaikan dalam bentuk visual (berupa cakram). Laporan ini akan memudahkan pengguna (user) mengenali potensi dirinya secara komprehesif, namun tetap mudah dipahami. Hasil analisa menghasilkan dinamika kepribadian seseorang yang telah dipengaruhi situasi kerja sekitarnya, yang merupakan gambaran kepribadian keseluruhan dan tidak terpisah -pisah, serta menjadi satu dinamika kepribadian yang utuh.
Mengukur personality traits, tes ini juga mengukur psychological needs.

Analisis konfigurasi

  • Membuka peluang untuk membuat pola konfigurasi dari orang yang dikehendaki user untuk dibandingkan dengan konfigurasi kandidat pada seleksi, promosi, atau mutasi
  • Mengukur adjusment dan perkembangan calon karyawan selama masa percobaan
  • Membandingkan konfigurasi dari pasangan yang akan (atau telah) terlibat dalam kerjasama team, mengidentifikasi aspek-aspek positif dan yang bisa menjadi penghambat, peluang melakukan treatment, dan mengukur efek daripadanya
  • Merencanakan dan mengukur hasil training

10 ROLE SCALES

  • Leadership role (L)
  • Organized type (C)
  • Attention to detail (D)
  • Conceptual thinker (R)
  • Social harmonizer (S)
  • Ease in decision making (I)
  • Work pace (T)
  • Emotional restraint (E)
  • Role of the hard worker (G)
  • Integrative planner (H)

10 NEED SCALES

  • Need to control others (P)
  • Need for rules and supervision (W)
  • Need for change (Z)
  • Need to finish a task (N)
  • Need to be noticed (X)
  • Need to belong to group (B)
  • Need to relate closely to individuals (O)
  • Need to be forceful (K)
  • Need to achieve (A)
  • Need to be supportive (F)

ADMINISTRASI

  • PAPI-N: Responden diminta untuk memberi tanda sejauhmana mereka setuju/ tidak setuju dengan pernyataan dalam rating scale 7 skala. PAPI-N menyertakan 6-item ‘ skala “social desirability”.
  • PAPI-I: Masing-masing item terdiri atas dua pernyataan (A dan B). Subjek diminta untuk memilih satu diantara pernyataan tersebut yang sesuai dengan dirinya, dan bukan memilih yang dianggap umum atau wajar oleh masyarakat.
  • Apabila subjek memilih pernyataan A, subjek diminta untuk melingkari tanda panah yang ada diatas nomor item pada lembar jawaban.
  • Sedangkan, apabila subjek memilih pernyataan B, subjek diminta untuk melingkari tanda panah yang ada dibawah  nomor item  pada lembar jawaban
  • Tidak ada batasan waktu, tapi biasanya dapat diselesaikan 25-35 menit. Skor biasanya dihitung pada 20 skala: 10 skala peran dan 10 skala kebutuhan.
  • Atas dasar skor ini, kedudukan individu dipetakan ke dalam suatu profil (‘’wheel’’ ), yang diorganisir di sekitar 7 struktur faktor.
  • Alat ini terutama didesain untuk digunakan oleh para manajer, staff teknis senior, penyelia pekerjaan kantor dan trainee pasca sarjana.

SKORING

  • Isi kotak  dari masing-masing bagian yang diukur, yang terdapat pada lembar jawaban, dengan menjumlahkan tanda panah yang dilingkari dan menuju ke arah kotak tersebut.
  • Cek total yang terletak di atas dan di bawah lembar jawaban dengan menjumlahkan nilai dari aspek yang berkedudukan sejajar dengan kotak tersebut. Jumlah total yang di atas adalah 45, begitu juga dengan yang di bawah. Jadi jumlah keseluruhan harus 90, sesuai dengan jumlah item.
  • Pindahkan nilai yang terdapat pada masing-masing bagian yang diukur, yang terdapat pada  lembar jawaban ke lembar diagram, sesuai dengan kode huruf yang ada, dengan melingkari nilai dari bagian yang diukur. Kemudian, hubungkan seluruh lingkaran tersebut sehingga data siap di interpretasi.

ASPEK YANG DIUKUR

  • Ada 7 aspek yang diukur, yang masing-masing aspek terdiri atas bagian-bagian yaitu:
  • followership yang terdiri atas bagian F dan W
  • work direction  yang terdiri atas bagian N, G, dan A
  • leadership  yang terdiri atas bagian L, P dan I
  • activity yang terdiri atas bagian T dan V
  • social nature yang terdiri atas bagian X, S, B, dan O
  • workstyle  yang terdiri atas bagian R, D, dan C
  • temperament yang terdiri atas bagian Z, E dan K.

F: need to support authority  (kebutuhan membantu atasan)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh kekuatan dorongan dalam diri seseorang untuk dihubungkan dengan otoritas atau kekuatan pimpinan, kesesuaian dengan petunjuk atau saran, dan “kemapanan” dalam struktur hierarki, sebagai pembeda terhadap mereka  yang mandiri dan percaya diri.

W: need for rules and supervision  (kebutuhan untuk mengikuti aturan dan pengawasan)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seseorang memerlukan dukungan, arahan atau tuntunan dari lingkungan kerja yang teratur/terstruktur, sebagai lawan dari situasi dimana seseorang dapat menampilkan sikapnya yang otonom, berinisiatif dan dapat mengarahkan dirinya sendiri.

è Ekstrimnya adalah orang terlalu tergantung pada organisasi pada satu sisi dan orang lain bersifat “self starter” pada sisi yang lain.

N: need to finish a task  (kebutuhan menyelesaikan suatu tugas sendiri)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh dorongan dari dalam diri seseorang untuk menangani sendiri suatu tugas sampai benar-benar selesai.

è Faktor ini mencerminkan ketekunan, pada titik “single mindedness” pada ekstrim tinggi, dan kurangnya tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas, bahkan mengabaikannya pada ekstrim yang lain

G: role of hard intense worker  (peran – pekerja keras)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seseorang mengidentifikasikan  dirinya dengan kerja keras.

è Faktor ini menunjukkan penerimaan seseorang terhadap bekerja secara intensif dengan upaya yang sesuai, dalam pandangan seseorang yang melihat kerja sebagai sesuatu yang menarik, bahkan menyenangkan atau dalam pandangan seseorang yang lebih suka menghindari beban kerja bila hal tersebut dimungkinkan.

A: need to achieve  (kebutuhan berprestasi)

è Faktor ini menunjukkan seberapa besar daya dorong pribadi dan dalam diri seseorang, seberapa jauh keinginannya untuk mencapai sukses, dan seberapa besar ambisinya. Faktor ini mencerminkan derajat keyakinan dan komitmen dalam dirinya untuk mendapatkan hasil dan untuk mencapai tujuan kerja yang ditentukannya bagi dirinya sendiri.

L: leadership role  (peran pemimpin)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh keyakinan diri seseorang untuk memproyeksikan dirinya dalam posisi pemimpin, seberapa jauh kenyamanan yang dirasakannya dalam sikap kepemimpinan, dan seberapa jauh  ia menerima dirinya dalam peran tersebut.

P: need to control others  (kebutuhan mengatur orang lain)

è Faktor ini menunjukkan seberapa besar keinginan seseorang untuk memegang kendali/kontrol, untuk menggerakkan kekuatan dan dominasi terhadap orang lain.

è Faktor ini menunjukkan derajat kemauan seseorang untuk melaksanakan tanggung jawab yang timbul dari peran kepemimpinan untuk “bekerja melalui orang lain dalam menyelesaikan tugas”.

I: ease in decision making  (peran – pembuat keputusan)

è Faktor ini menunjukkan seberapa besar kemampuan seseorang dalam kaitan dengan tugas untuk mengambil keputusan, menerima tanggung jawab dari keputusan yang diambilnya dan menerima konsekuensi dari keputusannya tersebut.

è Faktor ini juga menunjukkan derajat rasa tidak senang atau rasa tertekan bila menghadapi situasi dimana harus mengambil keputusan.

T: pace  (peran – pembuat keputusan)

è  Faktor ini menunjukkan kecepatan dimana seseorang suka (secara mental bekerja).

è  Faktor ini menunjukkan kecepatan atau kesigapan mentalnya untuk bekerja, bukan dalam arti kepandaian atau inteligensinya, tetapi dalam arti kesigapannya untuk langsung bekerja (on-the go), dan kepekaannya terhadap “urgensi”.

V: vigorous type  (peran –sibuk)

è Faktor ini menunjukkan derajat seberapa jauh seseorang dapat dihubungkan dengan penampilan, aktivitas dan gerakan fisik.

è Faktor ini menunjukkan energi fisik yang dimiliki seseorang dan kemauannya untuk menunjukkan hal tersebut dalam kegiatannya.

X: need to be notice  (kebutuhan untuk diperhatikan)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh keinginan seseorang untuk dikenali, untuk mencari perhatian yang dilakukan secara nyata dan terbuka.

è Faktor ini mencerminkn  dorongan untuk “tampil”, menjadi “sorotan” dan dikenal.

S: social extension  (peran – bermasyarakat)

è Faktor ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam melakukan hubungan/interaksi dengan orang lain secara hangat atau menyenangkan.

è Faktor ini mencerminkan derajat keyakinan diri seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, memahami arti jalinan sosial dan benar-benar menyukai hubungan dengan orang.

B: need to belong to groups  (kebutuhan diterima oleh kelompok)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh kebutuhan seseorang untuk berada dalam kaitan dengan kelompok, untuk dapat diterima dan menjadi bagian dari kelompok.

O: need for closeness  (kebutuhan akankedekatan dan kasih sayang)

è  Faktor ini menunjukkan kebutuhan seseorang akan keakraban, kehangatan dan hubungan perseorangan yang sesuai/cocok.

è  Faktor ini juga menunjukkan derajat seberapa jauh arti penerimaan dan persetujuan orang lain bagi dirinya.

è  Di lain pihak, faktor ini juga menunjukkan derajat seberapa besar seseorang merasa kurang senang atau merasa terluka akibat penolakan, isolasi atau ketidaksetujuan dari orang lain.

R: theoritical type  (peran – orang teoritis)

è Faktor ini menunjukkan kesukaan seseorang terhadap pemikiran-pemikiran analitis dan konseptual, kemampuannya untuk menangani pandangan/pemikiran abstrak.

è Faktor ini menunjukkan cara yang lebih disukainya dalam bekerja secara mental, dan bukan petunjuk terhadap kecepatannya bereaksi secara mental atau terhadap inteligensinya.

D: interest in working with details  (peran – berminat bekerja dengan hal-hal rinci)

è Faktor ini menyatakan kesigapan seseorang untuk menggunakan waktunya dalam mempertim-bangkan/pemikiran detail dari setiap aspek dalam suatu tugas atau pekerjaan.

è Faktor ini menunjukkan kesukaan seseorang terhadap hal-hal detail.

C: Organized type  (peran – mengatur)

è Faktor ini menunjukkan tingkat seberapa jauh seseorang menempatkan  keteraturan, sistem dan prosedur pada diri sendiri dan pada lingkungan kerjanya.

è Faktor ini menunjukkan derajat atau tingkat pentingnya berada dalam situasi kerja yang terstruktur, terorganisasi, dan rapi serta mempunyai metode sebagai pembeda terhadap pendekatan apa adanya dari orang-orang yang cenderung “seadanya saja”.

Z: need for change  (kebutuhan akan perubahan)

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh keinginan seseorang terhadap adanya variasi, stimulasi dan inovasi dalam pekerjaannya.

è Kondisi ekstrimnya adalah keinginan seseorang untuk berada pada lingkungannya yang rutin, aman dan dapat diperkirakan perubahannya

è Di lain pihak kebutuhan terhadap adanya perubahan yang terus menerus tanpa henti di lingkungan kerjanya.

E: emotional restraint

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh kemampuan seseorang untuk menahan atau melakukan kontrol terhadap keluarnya atau terekspresikannya perasaannya atau emosinya.

è Faktor ini menunjukkan tingkat sikap seseorang terhadap disiplin, terhadap kemampuan seseorang untuk tidak menunjukkan emosinya atau sebaliknya terhadap mereka yang bersikap sangat terbuka dalam menampilkan/memperlihatkan perasaan/emosinya.

K: need to be forceful

è Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seseorang memiliki kekuatan emosi dan sikap asertif, yaitu dorongan emosi yang kuat, bahkan yang agresi, dari dalam dirinya.

è Di lain pihak, faktor ini juga menunjukkan tingkat ketidaksukaan seseorang terhadap sikap/perasaan yang keras dan keinginannya untuk berada dalam keadaan yang harmonis dan tidak asertif.

ANALISIS DATA

  • Middle Range : Berarti bahwa individu berada pada tingkat cukup atau rata. Skor vektor 4- 5.
  • Extreme

High Analysis; berarti bahwa individu berada pada tingkat tinggi atau sangat tinggi. Skor vektor 6 – 9.

Low Analysis; berarti bahwa individu berada pada tingkat rendah atau sangat rendah. Skor vektor 0 – 3.

Bagi vektor Z dan K, High Analysis dan Low Analysis-nya berlaku sebaliknya.

  • Adjecent Analysis

Analisis dalam bentuk membandingkan antara vektor yang berada disebelah kiri  dengan vektor yang berada di sebelah kanan (menyilangkan).

  • Opposite Analysis

Analisis dalam bentuk membandingkan antara vektor yang berada di depan/yang saling berhadapan atau berseberangan.

  • Linkage Analysis

Analisis dalam bentuk memperhatikan hasil dari vektor secara keseluruhan (semua vektor dianalisis) kemudian dibuat suatu kesimpulan dari hasil analisis semua vektor tersebut.

  • Vektor Analysis

Analisis dengan cara membandingkan antara salah satu karakteristik vektor yang ekstrim dengan karakteristik vektor ekstriom lainnya, seperti vektor yang sangat tinggi pula, dan sebaliknya, ataupun vektor yang sangat tinggi dengan vektor yang rendah.

Sumber: http://www.psychologymania.com/2011/07/tes-papi-kostick-perseptual-and.html

Leave a comment »