Epifany's Blog

Setelah hidup 20 tahunan, akhirnya aku menyadari pentingnya “ME TIME”. Me time adalah waktu yang  kita gunakan untuk berfokus pada diri sendiri, tanpa kehadiran orang lain. Hal ini juga ternyata jadi bentuk pengenalan akan diri sendiri.

Aku adalah tipe pribadi yang senang keramaian, senang bersosialisasi, senang kumpul keluarga/teman. Oleh karena itu dari dulu tidak pernah berpikir untuk me time, kalau ada waktu sendiri atau sedang ada masalah, aku akan sibuk menghubungi keluarga/teman untuk diajak ngobrol/bercanda atau bertemu guna menghilangkan stress, dan berdoa juga tentunya.

Singkat cerita setelah menjadi Ibu, aku mulai sering cari informasi mengenai married life dan parenting. Daaaaan, banyak sekali pembahasan mengenai me time. Gunanya untuk mementingkan kewarasan diri sendiri dulu untuk menghidupkan sebuah keluarga. Saat kau ingin sekitarmu bahagia, kau harus membahagiakan dirimu terlebih dahulu. Sama prinsipnya seperti keadaan darurat saat di pesawat, kita harus menyelamatkan diri dahulu baru membantu orang lain.

Mulailah aku mencari tau hal apa yang membuatku nyaman dan senang saat sendiri, oh ternyata membaca buku, menulis jurnal, dengerin podcast,nonton, dan olahraga. Banyak juga ternyata hal yang me-refresh mood ku.

Beberapa hari belakangan mulai sibuk dari pagi siapin sarapan, urus suami berangkat kerja, urus anak, dan lalu kerja. Nah di tengah kesibukan ini, aku kepikiran untuk bersepeda ke kantor (didukung dengan jarak yang lumayan dekat 5.6km) Selain berhemat, aku bisa me time. Yeaaaaay :), selama perjalanan aku mendengarkan podcast kesukaanku (minimalism, zero waste, financial, positive mind, dsb)

Setiap mau bersepeda, di pikiranku sudah terbayang serunya bersepeda. Memiliki waktu sendiri, mendengarkan podcast kesukaan, melihat hiruk pikuk di jalanan. Seruuuuu, selain hemat dan sehat, aku juga berkontribusi mengurangi polusi udara.

Aku harus mengakui bahwa roda kehidupan memang selalu berputar, saat ini bahagia, besok mungkin saja berduka. Sama seperti keadaanku saat ini, semua terasa gelap dan buram. Aku melampiaskannya dengan menangis saat aku tak mampu membendung masalahku dalam hati dan pikiranku. Segala cara diupayakan tapi kok hasilnya belum terlihat? Oke, aku coba positif thinking “Tuhan sedang merancangkan semuanya sebaik mungkin”. Agar kelak saat keinginan dan harapanku tercapai, aku menghargai pencapaian itu. Semua memang butuh proses, berjalan perlahan atau bahkan berlari untuk sampai tujuan. Hingga tak jarang aku ngos-ngos an (menangis) untuk mencapai titik tertentu. 1 sudah tercapai, besok ada lagi tujuan baru yang akan dicapai. Inilah namanya hidup, tempat perhentian permanen untuk berjuang akan berakhir saat kita menghembuskan nafas terakhir. Bukan hidup namanya kalau tidak ada masalah (itu kata orang-orang), Tuhan berikan aku hati yang kuat dan kesabaran dalam mencapai hal terbaik dalam hidupku. Untuk semua orang yang sedang berjuang, semangat yah untuk kita semua!

Aku hebat, Aku kuat, Aku bisa, Aku luar biasa, Terima kasih untuk selalu berjuang yah, Epifany